 
                        Tampilkan Seniman Terbaik Demak, Festival Megengan 2025 Dipadati Ribuan Massa!
DEMAK - Festival Megengan 2025 yang digelar di Kota Wali pada Jum’at (28/2) berhasil menarik perhatian ribuan pengunjung dan menampilkan seniman-seniman terbaik dari Kabupaten Demak. Acara yang berlangsung meriah ini menjadi momen spesial dalam menyambut bulan suci Ramadan sekaligus merayakan hari jadi Demak yang ke-522.
Festival ini dihadiri oleh berbagai pejabat daerah, termasuk Bupati Demak dr. Hj. Eisti’anah, SE, dan perwakilan dari instansi terkait. Dalam sambutannya, Bupati Eisti’anah menekankan pentingnya melestarikan tradisi dan budaya lokal yang telah ada sejak zaman dahulu. “Festival Megengan adalah simbol kebersamaan dan pelestarian budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun”, ujarnya.
Acara ini semakin meriah dengan adanya Kirab Budaya yang melibatkan 11 kontingen, termasuk pertunjukan marching band, tari tradisional, serta berbagai seni pertunjukan lainnya. Salah satu daya tarik utama festival ini adalah kuliner khas Demak, yaitu sate keong, yang telah menjadi ciri khas dari tradisi Megengan.
Sejarah Megengan, yang syarat dengan nilai-nilai spiritual dan sosial, menjadi latar belakang yang sangat penting dalam festival ini. Tradisi yang telah dimulai sejak masa Kerajaan Demak ini melambangkan permohonan maaf, saling berbagi antar sesama, serta menjadi pengingat akan kedatangan bulan suci Ramadhan.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, Dra. Endah Cahya Rini, MM., juga mengungkapkan bahwa festival ini bukan hanya sekadar perayaan, melainkan juga sebagai upaya untuk meningkatkan citra positif sektor pariwisata daerah. “Kami mengajak seluruh stakeholder pariwisata untuk bersama-sama memajukan sektor ini melalui berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat”, ungkapnya.
Dengan semangat kolaborasi dan kebersamaan, Festival Megengan 2025 diharapkan dapat terus menjadi tradisi yang menguatkan ikatan sosial dan budaya di Kabupaten Demak, sekaligus menarik lebih banyak wisatawan untuk mengenal lebih dekat kekayaan budaya yang dimiliki.
Festival Megengan ini bukan hanya sebuah acara, tetapi juga merupakan perwujudan cinta masyarakat terhadap budaya dan tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang. (Prokompim)

 
                                 
                                 
                                 
                                