Sejarah Singkat Kabupaten Demak

Card image cap

PENDAHULUAN
Kabupaten Demak tumbuh dari sebuah kota lama yang bersejarah dan penting peranannya dalam pemerintahan, politik, ekonomi dan sosial budaya khususnya dalam siar Agama Islam di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Karena sejarahnya tersebut, Pemerintah Kabupaten Demak berusaha mencari dan merumuskan Hari Jadinya.

Penetapan Hari jadi menjadi sangat penting, ditinjau dari berbagai aspek yaitu :
Aspek Historis, merupakan sarana bagi penulisan sejarah Aspek Pragmatis, merupakan sarana membangkitkan kecintaan dan kebanggaan masyarakat terhadap daerahnya.
Aspek Pembangunan, memacu masyarakat berperan serta membangun daerahnya. Aspek Kepariwisataan, meningkatkan kesadaran masyarakat, menjadikan daerahnya lebih menarik minat para wisatawan.

DASAR HUKUM
Penentuan Hari Jadi Kabupaten Demak, berdasarkan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah tanggal 6 Agustus 1987 No. 033.3/ 20122 yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Demak No. 125.1/ 34/ 1991 dan disempurnakan dengan Surat Keputusan No. 125.1/ 194/ 1991 tentang Pembentukan Panitia Penyusunan Hari Jadi Kabupaten Demak yang bertugas menyusun dan merumuskan Hari Jadi Kabupaten Demak. Hasilnya penetapan Hari Jadi Kabupaten Demak dikukuhkan dengan Peraturan Daerah No.3 Tahun 1991 tentang Hari Jadi Kabupaten Demak.

Panitia telah sepakat untuk bertitik sentral pada saat penobatan Raden Fatah menjadi Raja atau Sultan yang pertama di Kasultanan Bintoro Demak sebagai momentum Hari Jadi Kabupaten Demak, karena :
Dengan bentuk kerajaan berarti Demak sudah berdaulat penuh dan lepas dari pengaruh negara lain secara politis kenegaraan.
Raden Fatah merupakan tokoh yang: patuh kepada orang tua, ulama besar yang ulet dan tangguh, seorang negarawan besar, ahli dalam menyusun strategi, seorang yang cinta kepada tanah air.

SEJARAH SINGKAT DEMAK
Sejarah Demak tidak lepas dari Kerajaan Majapahit khususnya saat pemerintahan Prabu Brawijaya V atau Prabu Kertabumi. Raden Fatah sebagai Sultan pertama Kasultanan Bintoro. Demak merupakan putra Prabu Kertabumi dengan Putri Cempa. Sewaktu dalam kandungan, Putri Cempa dihadiahkan kepada Aria Damar, penguasa Palembang. Oleh sebab itu, Raden Fatah lahir di Palembang.

Setelah dewasa Raden Fatah berguru pada Sunan Ampel dan dinikahkan dengan putrinya yang bernama Nyai Ageng Maloka. Atas perintah Sunan Ampel, Raden Fatah bermukim di Glagah Wangi atau Bintoro untuk menyiarkan agama Islam. Selanjutnya Raden Fatah dan Sunan Ampel pergi ke Majapahit menghadap Prabu Kertabumi untuk menceritakan asal usul dan tujuannya membuka Glagah Wangi atau Bintoro.
Mendengar hal tersebut Prabu Kertabumi mengakuinya sebagai putra dan mengijinkan Raden Fatah meneruskan tujuannya dan mendirikan masjid. Bintoro semakin berkembang tidak hanya sebagai pusat penyiaran Agama Islam, namun juga sebagai pusat kegiatan politik, militer, perdagangan dan pengembangan budaya Islam Indonesia. Raden Fatah kemudian diangkat sebagai Adipati Notopraja.

Pertumbuhan Kadipaten Bintoro menjadi pesat. Hal ini tidak terlepas dari kekalutan politik di pusat Kerajaan Majapahit yang diwarnai oleh munculnya kembali benih pertentangan antara keturunan Dinasti Singosari dengan Kediri. Girindra Wardana Dyah Rama Wijaya putri Bhre Pandan Salas menyerbu Keraton Majapahit, dan Prabu Kertabumi gugur dalam peperangan. Mendengar Prabu Kertabumi wafat, Raden Fatah mengirimkan pasukan perang dipimpin Pangeran Kudus untuk menyerbu Majapahit sebagai balas atas wafat ayahnya.

Setelah berhasil mengalahkan Majapahit, Demak berusaha memunculkan diri sebagai penguasa politik di Jawa. Atas upaya para Wali didukung para penguasa wilayah yang sudah menganut Agama Islam, Raden Fatah kemudian dinobatkan menjadi Sultan Demak yang pertama dengan gelar Senopati Jimbun Ngabdul Rahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Selanjutnya Demak meluaskan kekuasaannya ke arah barat, yaitu Cirebon.

Pada tahun 1512 Masehi dikirimlah ekspedisi militer ke Malaka untuk memerangi penjajah Portugis. Pada masa itu pula, budaya Islam berkembang dengan pesat hingga saat ini. Perpaduan unsur budaya dan tradisi pra Islam dengan budaya Islam memberikan warna tumbuhnya budaya baru di Indonesia, seperti upacara perayaan Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi dan lain-lain, dilakukan oleh masyarakat muslim di pusat kerajaan sampai ke desa-desa.

Berbagai tradisi dan seni bernafaskan Islam berkembang luas dan masih terlihat di bekas pusat-pusat kerajaan, seperti Cirebon, Banten, Mataram, Aceh dan beberapa tempat yang lain.
Hasil penelitian dan pengkajian oleh panitia penyusunan hari jadi, maka penobatan Raden Fatah yaitu tanggal 12 Rabiul Awal 1425 Saka, setelah dikonversikan jatuh pada tanggal 28 Maret Masehi.

PENUTUP
Demikian sejarah singkat Hari Jadi Kabupaten Demak. Semoga perjuangan, kepatuhan serta tingkah laku Raden Fatah yang menjadi tokoh sentral dalam penetapan Hari Jadi Kabupaten Demak ini, dapat menjadi tauladan bagi masyarakat Demak, khususnya generasi muda dalam membangun Kabupaten Demak tercinta.